Kearifan Lokal (Local Wisdom)
Kearifan Lokal : Nilai-nilai Yg Sudah Dimiliki Bangsa Kita Secara Turun-temurun.
Kearifan
Lokal mempunyai fungsi, mengatur
interaksi kegiatan masyarakat atau komunitas-nya, memperlakukan Alam
sekitarnya, termasuk pola pergaulan yang arif dan bijaksana.
Mungkin
pernah terbersit di dalam benak kita, "mengapa pada zaman Nenek Moyang
kita dahulu, jarang sekali terjadi atau bahkan tidak pernah terjadi
Bencana Alam?" yang disebababkan oleh ulah manusianya sendiri, dan juga
"mengapa jarang sekali terjadi Perselisihan Antar Warga?".
Jawabannya
adalah; Kearifan Lokal-lah yang menyebabkan jarangnya terjadi hal-hal
buruk seperti itu. Hal ini dikarenakan, Masyarakat Nusantara dengan
Kearifan Lokal-nya, menjalani kehidupannya hari demi hari. Dimana dalam
nilai-nilai yang terkandung dalam Kearifan Lokal Bangsa Indonesia,
membuat interaksi Manusia dengan Manusia, dan Manusia dengan Alam tampak
begitu saling menyayangi.
Nilai-nilai "Kearifan Lokal Bangsa Indonesia" digunakan oleh Nenek Moyang kita, karena mereka sadar, bahwa hidup ini saling bertergantungan antara satu dan lainnya, termasuk pada Alam sekitar. Sehingga Nenek Moyang kita pun selalu bercermin pada hubungan Kearifan Lokal.
Intinya, bagaimana Alam bisa memberikan yang terbaik bagi manusia, jika manusia yang hidupnya tergantung pada Alam tersebut, berlaku tidak baik kepada Alam itu sendiri. Oleh karenanya, agar alam tidak murka, pola interaksi yang guyub antar sesama Manusia, antar Manusia dengan Alam, harus terus dijaga berdasarkan nilai-nilai Kearifan Lokal Bangsa Sendiri.
Oleh karenanya, Nenek Moyang kita sangat memelihara Alam, termasuk yang hidup di sekitarnya, seperti; Binatang, dan Tumbuh-tumbuhan yang merupakan bagian dari Alam itu sendiri. Sehingga Nenek Moyang kita tidak pernah memburu Binatang, atau menebang Tumbuhan, hanya karena untuk kesenangan belaka. Hal inilah yang membuat Alam bersahabat dengan manusia pada zaman munculnya peradaban di Dunia ini, (Menurut Prof Santos - peneliti Atlantis yang hilang) yang diawali pada 4425 tahun sebelum Masehi oleh Nenek Moyang kita.
Memahami "Kearifan Lokal" secara fungsional, maka sudah selayaknya, sebagai Manusia, menggunakan Perasaan dan Akal Pikiran untuk hal-hal yang baik. Jadi pergunakanlah Pikiran dan Perasaan kita untuk menstimulus Jiwa dan Raga pada hal-hal yang bijak, dan bukan hanya digunakan untuk mengumbar hawa nafsu saja, dalam memperlakukan Alam sekitar termasuk seluruh penghuninya, tempat kita menumpang hidup.
Nilai-nilai "Kearifan Lokal Bangsa Indonesia" digunakan oleh Nenek Moyang kita, karena mereka sadar, bahwa hidup ini saling bertergantungan antara satu dan lainnya, termasuk pada Alam sekitar. Sehingga Nenek Moyang kita pun selalu bercermin pada hubungan Kearifan Lokal.
Intinya, bagaimana Alam bisa memberikan yang terbaik bagi manusia, jika manusia yang hidupnya tergantung pada Alam tersebut, berlaku tidak baik kepada Alam itu sendiri. Oleh karenanya, agar alam tidak murka, pola interaksi yang guyub antar sesama Manusia, antar Manusia dengan Alam, harus terus dijaga berdasarkan nilai-nilai Kearifan Lokal Bangsa Sendiri.
Oleh karenanya, Nenek Moyang kita sangat memelihara Alam, termasuk yang hidup di sekitarnya, seperti; Binatang, dan Tumbuh-tumbuhan yang merupakan bagian dari Alam itu sendiri. Sehingga Nenek Moyang kita tidak pernah memburu Binatang, atau menebang Tumbuhan, hanya karena untuk kesenangan belaka. Hal inilah yang membuat Alam bersahabat dengan manusia pada zaman munculnya peradaban di Dunia ini, (Menurut Prof Santos - peneliti Atlantis yang hilang) yang diawali pada 4425 tahun sebelum Masehi oleh Nenek Moyang kita.
Memahami "Kearifan Lokal" secara fungsional, maka sudah selayaknya, sebagai Manusia, menggunakan Perasaan dan Akal Pikiran untuk hal-hal yang baik. Jadi pergunakanlah Pikiran dan Perasaan kita untuk menstimulus Jiwa dan Raga pada hal-hal yang bijak, dan bukan hanya digunakan untuk mengumbar hawa nafsu saja, dalam memperlakukan Alam sekitar termasuk seluruh penghuninya, tempat kita menumpang hidup.
Menyitir kata-kata seorang Filsuf Indonesia, "Agama Tidak Membuat Orang Jadi Baik
- Tidak ada satu Agama pun di dunia, yang bisa membuat orang jadi baik.
Yang ada; Orang baik dan mempunyai niat yang baik, menggunakan Agama
apa pun, untuk tujuan kebaikan. Pasti dia akan jadi baik. Jadi pilihlah
Agama yang sesuai dengan Hati Nurani"
Jadi jelas, dengan kita menjalani Kearifan Lokal dengan tulus, maka Sehat Seutuhnya ada di depan Mata kita.